gukguk.id

Pada mulanya, saya sebagai pekerja mandiri di bidang desain komunikasi visual dan fotografi produk, lembur dan kerja melebihi jam kerja pada umumnya adalah suatu hal yang biasa saja. Di sela-sela kesibukan, saya suka mengumpulkan berbagai ide yang bersliweran di kepala. Corat-coret di buku notes, bahkan terkadang saya gabut, iseng menuangkannya ke dalam bentuk ilustrasi digital. Saat bekerja di luar batas waktu tersebut, saya ditemani oleh seekor anjing.

Mungkin sudah menjadi instingnya kali yaa… Tau banget gitu. Ia bakal glendot-glendot kalau sudah tiba waktu-Indonesia-bagian-gusar-dan-gelisah-mendekati-deadline. Ia menemani dengan setia saat listrik padam tiba-tiba. Ia menyalak ketika saya lupa mematikan air, memadamkan lampu atau menutup pintu. Kadang ia menggonggong setengah melolong kepada saya ketika ia sedang makan, mengingatkan kalau saya belum juga makan. Tentu saja, ia suka mengajak saya bermain untuk melepas penat. Singkat cerita, anjing tersebut menemani saya hingga tutup usia. Saya pun sedih.

Mengabadikan kehilangan dalam simbol.

Mengobati kesedihan tersebut, saya mengabadikan ekspresi teman saya ini dalam bentuk imaji vektor digital. Supaya tetap menemani saya bekerja, juga mengingatkan akan hal-hal penting yang seharusnya dilakukan, saya menaruhnya sebagai simbol di buku notes.

Buku notes yang awalnya saya buat sendiri untuk kebutuhan sendiri, ternyata memiliki beberapa penggemar. Entah karena memang mereka hobi mengoleksi notes, apalagi dengan ilustrasi yang menggemaskan, suka dengan kata-kata pada covernya, atau karena gambar anjingnya. Entahlah. Dorongan untuk membuat buku notes berlogo anjing ini menjadi teman banyak orang semakin menguat.